Jumat, 21 April 2017

Elektabilitas Yesus

Sering kali menjelang Pilkada atau Pemilu kita mendengar istilah Elektabilitas. Elektabilitas memiliki arti ketertarikan atau pemilihan terhadap suatu hal, entah itu jasa, orang atau individu, atau suatu barang.

Hanya karena Elektabilitas turun, bukan berarti barang atau suatu pribadi itu menjadi kurang bernilai. Nilai sesuatu barang tidak dapat dinilai dengan elektabilitas yang dimilikinya. Contohnya: sebuah lilin. Pada masa yang lampau benda ini sangatlah berguna untuk penerangan pada malam hari. Tetapi setelah ada lampu senter, orang lebih menyukai memakai senter daripada menggunakan lilin. Otomatis elektabilitas lilin menjadi turun karena semakin sedikit orang yang memilih lilin untuk menerangi kegelapan malam. Tetapi apakah fungsi atau nilai dari lilin itu berkurang? Tentu saja tidak. Memang secara harga lilin menjadi semakin murah, karena hukum ekonomi mengatakan semakin banyak permintaan maka semakin tinggi pula harganya. Tetapi manfaat dari lilin tidak berkurang sejak adanya senter.

Elektabilitas Yesus pun demikian, walaupun dunia ini menawarkan segala macam ilah atau berhala atau sesuatu yang diharapkan bisa menggantikan posisi Yesus, tetapi pribadi Yesus tidak terpengaruhi sedikit pun dengan elektabilitas yang dimiliki-Nya.

Lihat saja banyak orang di luar negeri mulai menganggap Yesus hanyalah sebuah cerita dongeng masa lalu, namun apakah Kuasa Yesus menjadi Turun? Atau apakah Yesus menjadi Lemah? Tentu saja jawabannya tidak. Yesus tidak terpengaruhi oleh elektabilitas yang dimiliki-Nya. Tidak peduli ada orang menyembah-Nya atau tidak, tetap saja Tuhan Yesus tetap Maha Kuasa.

Lalu pernah juga terjadi sebaliknya, ketika Elektabilitas Yesus meningkat, karena pada masa itu semua hukum di putuskan berdasarkan hukum agama katolik roma, tetapi apakah kuasa Yesus menjadi bertambah-tambah? Ternyata jawabannya juga tidak. Sebab Kuasa yang dimiliki oleh Yesus tidak terpengaruhi oleh nilai elektabilitas yang dimiliki oleh-Nya.

Akhirnya marilah kita sadari dengan sungguh-sungguh bahwa Kuasa Yesus tidak terpengaruhi oleh apapun. Bila Yesus hendak menunjukkan Kuasa-Nya di dalam kehidupan kita, maka tidak ada satu kuasa pun yang dapat membatalkan Kuasa Yesus itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar